Kamis, 31 Maret 2016

Ice Cream in Glass | IDFB Challenge : Remake

Rasanya sudah lamaaa banget saya gak nulis di blog lagi. Dua postingan terakhir pun sebenernya draft yang ditulis Januari lalu. Cuman males banget mau dirapiin draftnya. Pun dengan stock foto hasil masakan dan review yang ada di ponsel saya. Numpuk sampe bikin memori penuh! Duuhh... entah ini yang dinamakan writing block atau blog block (?) :D
Intinya, saya males banget nulis yang rapi untuk suatu postingan, begitu pun untuk IG.

Tapi, marilah hari ini saya mengambil langkah kecil untuk mewujudkan tekad rajin menulis dan update blog serta IG saya.

Postingan kali ini akan saya ikut sertakan dalam IDFB (Indonesian Food Blogger) Challenge dengan tema remake. FYI, challenge ini akan berakhir beberapa jam lagi, tepatnya tengah malam nanti. Dan saya baru mengetahui challenge ini sekitar empat hari yang lalu. Ini pun challenge pertama yang saya ikuti di IDFB. Bulan-bulan ini pun saya lagi rajin ngikutin challenge, pengen dapet hadiah gratis siih. Itung-itung nambah properti buat foto atau masak-masak. Hehe :D

Awalnya saya buka IDFB untuk submit resep. Lalu saya iseng buka menu challenge. Eh ternyata ada yang baru. Temanya pun mudah. Peserta hanya ditantang untuk membuat ulang masakan atau minuman yang sebelumnya pernah dicicipi di resto atau cafe atau tempat makan lain. Gampil kan? Segera saja saya lihait-lihat stock foto yang masih ada di ponsel, sambil berpikir menu apa yang gampang untuk saya remake. Ada beberapa foto pasta, gampang sih, namun saya gak terlalu suka makan pasta. Atau pizza? Bisa lah saya sedikit membanggakan diri karena sudah berhasil meramu pizza yang enak. Tapi, saya gak punya foto pizza dari tempat makan lain.

Lalu saya menemukan foto ini.

ice cream gedhang ganteng

Senin, 21 Maret 2016

Sayur Kedelai dan Tomat

Alhamdulillah.. ini adalah setoran ketiga saya untuk NCC Masakan Ibu Weeks. Sayangnya saya telat tahu event ini. Padahal selama liburan kemarin ibu saya membuat banyak masakan. Jadinya saya hanya bisa mengabadikan sebagian masakannya saja.

Sayur kedelai ini adalah masakan ibu yang paling saya kangenin saat di Malang. Pasalnya, saya tidak menemukan orang yang mencampurkan kedelai ke dalam masakannya saat hendak mencari makanan di tanah rantau itu. Saat saya bertanya pada teman pun dia terlihat aneh mendengar menu tersebut. Katanya, kedelai di Malang biasanya diolah sebagai tahu atau tempe saja. Mendengar hal itu pupuslah harapan saya untuk menikmati lauk kedelai di tanah rantau.

Sehingga kali ini saat saya sudah tidak merantau lagi, saya meminta ibu memasakkannya. Bisa sih sebenernya saya minta resepnya langsung kemudian masak sendiri. Namun berbeda dengan kue-kue, saya masih terlalu amatir dalam memasak lauk. Hehe...

Jadi saya pasrahkan semuanya pada ibu yang pasti akan menghasilkan masakan yang nikmat.

cookingfoodie sayur kedelai


SAYUR KEDELAI DAN TOMAT

Bahan :

  • Kedelai, rendam semalaman
  • Tomat, dipotong-potong
  • Sayuran sesuai selera, ibu memakai daun ginseng
  • Cabe rawit, sesuai selera
  • Terasi
  • Bawang putih
  • Bawang merah
  • Garam


Cara membuat :

  1. Buang air rendaman kedelai, bilas sedikit, kemudian rebus kedelai dengan air yang baru hingga empuk.
  2. Haluskan semua bumbu kemudian masukkan ke dalam rebusan kedelai.
  3. Masukkan potongan tomat dan sayur jika sudah mulai mendidih.
  4. Sajikan.



Selamat mencoba! ^^

Lawar a.k.a Daging Cincang

Ini adalah setoran kedua saya untuk NCC Masakan Ibu Weeks.

Alhamdulillah, event ini membuat saya dapat merasakan lebih banyak masakan ibu dan mengabadikan resepnya. Sebagai penghargaan untuk ibu saya. Sebelumnya saya bercerita pada beliau bahwa saya akan mengikuti event ini, dan memintanya memasak masakan andalannya. Dan dengan senang hati beliau mengiyakan.

Daging cincang ini disebut jangan (daging) cacaq (cincang) di Lombok, sedangkan di Bali disebut lawar. Meskipun masakan ini terlihat mewah karena menu dagingnya, saat saya menanyakan resepnya pada ibu ternyata mudah saja. Tidak ada bahan yang spesial, yang diperlukan hanya keahlian memasak saja. Bumbunya pun hanya bumbu dasar saja. Saat saya menanyakan takaran bahan-bahannya pun ibu saya hanya bilang 'yaa... disesuain aja sama jumlah dagingnya'. Hehe...

daging cincang