Minggu, 17 Januari 2016

Oreo Cake dengan Teflon

Siapa bilang membuat cake harus dengan oven saja?

Well... memang sih membuat cake dengan peralatan yang sesungguhnya (oven) akan menghasilkan cake yang lebih menarik. Namun, saat kita tidak memiliki peralatannya, kita tidak perlu memaksakan diri untuk membelinya. Kita masih bisa menggunakan peralatan seadanya. Salah satunya adalah teflon.

Oreo cake
Lihat teksturnya, oke juga kan?

Serabi Solo Favorite Orang Tua

Saya suka banget baking. Suka mencoba menu-menu baru. Suka melihat tekstur kue yang dipanggang begitu lembut, empuk, dan spongy. Lagian baking juga menurut saya lebih gampang, tinggal takar... cemplung... aduk... oven! Beres deh. Baking cake tapi yaa... Sayangnya, orang tua saya tak begitu suka cake, atau yang sejenisnya. Yang dibaking paling sukanya roti-rotian aja, sementara saya belum bisa menguleni dengan baik. Sediihhh... :(

Jadi, kalau saya bikin kue yang dipanggang pasti lama dihabisinnya. Namun kalau kuenya yang tradisional, cepet bangeeett.

Salah satunya adalah serabi solo ini. Rasanya yang gurih dengan tekstur empuk mampu memikat kedua orang tua saya sehingga satu porsi adonan bisa habis sebelum tengah malam! (saya selesai membuatnya di sore hari)

Serabi solo
Serabi Solo
Akhirnya saya pun membuat dua porsi, satu saya beri pasta cokelat dan satu lagi tetap putih. Sayangnya, yang cokelat tidak terlalu gelap warnanya dan malah mengurangi kegurihan si serabi ini. Mungkin karena saya menggunakan pasta cokelat yah. Namun meskipun demikian, serabinya tetap laris maniiisss. Hehe :D


SERABI SOLO
Resep dari Ummu Fatima

Bahan:

  • 225 gram tepung beras 
  • 1/2 sendok teh ragi instan 
  • 50 gram gula pasir
  • 1/2 sendok teh garam 
  • 2 butir telur
  • 600 ml santan (santan instan)
  • 1 lembar daun pandan, disimpulkan
  • 1/2 sendok teh garam


Bahan Areh : (sy: ga pakai)

  • 100 ml santan, dari 1 butir kelapa
  • 1/4 sendok teh garam 
  • 4 lembar daun pandan 

Taburan :

  • Keju dan choco chips


Cara membuat:

  1. Rebus santan, daun pandan, dan garam sambil diaduk sampai mendidih. Dinginkan.
  2. Tuang 150 ml rebusan santan ke campuran tepung beras, ragi instan, telur, dan gula pasir. Uleni.
  3. Keplok adonan sambil ditambahkan sisa santan sedikit-sedikit. Keplok-keplok 20 menit setelah santan habis. Diamkan 1 jam.
  4. Areh: rebus santan, garam, dan daun pandan sambil diaduk sampai kental. Sisihkan.
  5. Panaskan wajan besi. Tuang adonan lalu tekan bagian tengahnya dengan bagian bawah sendok sayur sambil digerakkan ke arah pinggir wajan agar adonan melebar. Biarkan berlubang. Taburkan bahan isi. Tutup wajan. Biarkan sampai matang. Oleskan areh. Tutup lagi sebentar agar meresap. Angkat.
  6. Crepes style: panaskan wajan teflon, ambil 1 sendok sayur adonan, tuang diwajan, buat dadar tipis-tipis. Setelah matang yaitu pinggirannya mengering dan kecoklatan, angkat, lipat dan sajikan.


crepes serabi solo
Serabi solo yang dibentuk seperti crepes
Sebenarnya dulu, saya pertama kali membuat serabi ini dalam bentuk crepes seperti yang Ummu Fatima lakukan. Hasilnya sama-sama enak dan gurih. Namun saya juga penasaran dengan hasil dalam bentuk aslinya. Saya pernah mencicipi serabi Notosuman di Malang yang menurut saya adalah serabi paling enak karena keempukan dan kegurihan santannya. Juga, ada rasa-rasa yang meleleh di lidah saat menyantapnya. Nah, saya berpikir apakah serabi saya bisa terasa seperti itu. Namun sekarang saya lebih suka memasaknya dalam bentuk serabi biasa, soalnya menurut saya lebih gampang... tinggal tuang adonan dan tekan sedikit. Tidak perlu diratakan tipis-tipis seperti saat membuat crepes, hehe.

serabi solo
Tekstur serabinya setelah dibelah

Oh ya... pada saat akan memasak serabi ini, permukaannya akan terlihat mengering. Tapi jangan khawatir, karena nantinya permukaannya pun berubah lembab dengan sendirinya. Satu lagi, masaknya dengan api kecil saja ya. Pernah saya mencoba memasak dengan api sedang, ternyata bagian dalamnya masih belum matang. Jadi gunakan api kecil saja yaa...


Selamat mencoba! ^^

Jumat, 15 Januari 2016

Steamed Black Forest Cake for a Late Birthday Party

Masa pindahan dari rumah kos di Malang ke rumah sendiri di Lombok berarti masa beradaptasi dengan peralatan dapur yang ada. Di Malang, walaupun saya tidak memiliki peralatan yang lengkap namun setidaknya saya memiliki kukusan yang selalu saya gunakan untuk memasak. Ya, masakan saya hanya sebatas yang dikukus saja dan kalau bisa no mixer karena saya tidak punya mikser, adanya hanya whisker saja. Kebayang kan capeknya kalau harus mengocok telur hingga kaku dengan whisker? :')

Saat pulang ke rumah, hal yang membuat saya senang adalah adanya mixer milik ibu saya. Namun ternyata saat akan saya gunakan, saya baru menyadari bahwa salah satu pengocoknya hilang. Akhirnya saya tidak bisa mengocok dengan maksimal. Ditambah lagi, panci kukusan milik ibu saya berukuran kecil sekali. Cukup untuk menanak nasi saja, namun tidak untuk mengukus satu resep cake. Duuhh... sedihnya. Ibu pun memutuskan untuk membelikan saya kukusan baru karena kukusan saya yang di kos belum saya bawa pulang. Setelah kukusan baru saya miliki, barulah saya mulai memasak kue-kue yang dikukus lagi.

black forest kukus
Dihias seadanya saja :D

Selasa, 12 Januari 2016

Terong Goreng Sambal

resep Terong Goreng Sambal
Terong Goreng Sambal
Ini adalah keikutsertaan saya yang pertama kali dalam NCC Weeks. Selama ini saya cuma melihat-lihat postingan resep peserta NCC Weeks di event-event yang sebelumnya. Belum pernah kepikiran buat ikutan sih, soalnya kala itu saya belum rajin blogging dan masih belum lengkap peralatan dapurnya. Tapi kali ini saya mencoba untuk ikutan soalnya temanya menarik: masakan ibu. Keikutsertaan saya ini sekiranya bisa menjadi penghargaan untuk ibu saya atas masakan-masakannya.

Tamagoyaki alias Telur Dadar Gulung

Telur memang merupakan salah satu bahan makanan yang bisa dikreasikan sedemikian rupa. Mulai dari dinikmati dengan cara direbus biasa sampai dikreasikan menjadi egg benedicts atau tamagoyaki. Tamagoyaki ini merupakan telur dadarnya orang Jepang sana. Saat kita menikmati telur dadar dengan cara dicampur dengan bahan-bahan pelengkap kemudian didadar di wajan atau teflon, eh mereka dengan telatennya membentuk menu sederhana ini menjadi lebih cantik.

Jumat, 01 Januari 2016

Qua-Li Noodle and Rice | Masih Beradaptasi dengan Harga Kuliner Lombok :')

Perjalanan kuliner saya yang pertama kemarin saya laksanakan di Bubbly House of Desserts. Berhubung pada saat itu sudah lewat jam makan siang dan perut saya masih keroncongan, saya dan teman pun memutuskan untuk mencoba mie yang ada di Lt. 4 Lombok Epicentrum Mall, kalo gak salah... pokoknya yang depan ACE. Nama restonya Qua-Li Noodle and Rice. Dari namanya saja kita sudah bisa tahu bahwa menu yang disajikan berupa varian mie.

Akhirnya dengan perut yang sudah keruyukan, kami memutuskan untuk bersantap siang di restoran itu. Restorannya terlihat mewah. Meja dan kursi untuk pengunjung pun begitu. Ada pula meja dengan sofa empuk yang cocok digunakan untuk melepas lelah, seperti pilihan kami. Kalau mau, kita juga bisa melihat proses memasaknya karena dapurnya berkonsep terbuka.

Bagaimana dengan menunya?

Banyak!

Namun dikategorikan berdasarkan bahan utamanya. Jadi kita bisa memilihnya dengan mudah. Ada mie yang diolah bermacam-macam, seafood, nasi-nasian, dan menu-menu pendamping lain. Karena sebelumnya saya kepengen makan mie, akhirnya saya melihat-lihat menu mienya. Banyak macamnya. Tapi pilihan saya jatuh pada mie tomyam udon, soalnya sudah lama sih gak makan tomyam. Terbayang di lidah saya kuahnya yang asam-asam gurih. Sedangkan teman saya memilih mie yang lain, saya tak hapal dengan namanya :D

Qua-li noodle and rice menu
Menu pesanan saya