Senin, 19 Desember 2016

Allure Pound Cake

Assalamu'alaikum...

Alhamdulillah bulan ini saya bisa kembali ngisi blog. Semoga tetap istiqomah ya Allah, amiiiiinnnnn... :')

Nah kali ini saya akan membagikan resep coba-coba saya. Jadi, saya itu kan suka sama green tea. Dulu waktu di kos sih pernah dua kali bikin green tea cake, soalnya gampang ngedapetin bubuk green tea-nya. Lokasi TBK dekat kos dan banyak TBK lagi di Malang. Di Praya mah.... hiks :(

allure green tea pound cake cookingfoodie cooking foodie


Akhirnya, saya coba-coba ajah pake minuman green tea sachet Allure itu buat gantiin bubuk green tea-nya. Secara, saya suka minum itu. Kerasa deh green tea-nya. Jadi saya kepikiran buat nyampurin Allure sama pound cake. Pound cake ini adalah salah satu cake yang pembuatannya mudah. Takaran bahannya gampang diingat karena perbandingan telur, gula, tepung, dan menteganya sama semua. Prosesnya juga gampang, tinggal dimixer jadi satu semua, ga perlu keahlian khusus.

Lalu, gimana hasilnya? Simak resepnya dulu yah ;)

allure green tea pound cake cookingfoodie cooking foodie

ALLURE POUND CAKE

Bahan:
  • 200gr tepung terigu
  • 200gr gula pasir
  • 200gr mentega
  • 4 butir telur
  • 1 sachet Allure (saya lupa deh 1 apa 2 sachet waktu itu, tapi kalo mau 2 sachet juga yaa ga masalah kok)
  • 2sdt baking powder double acting


Cara membuat:

  1. Panaskan oven. Olesi loyang dengan margarin kemudian taburi dengan tepung hingga menutupi loyang dengan merata. Balikkan loyang, ketuk-ketuk untuk membuang kelebihan tepungnya. Atau bisa juga menggunakan loyang yang diolesi margarin kemudian dialasi baking paper.
  2. Ayak tepung dan baking powder di dalam wadah. Kemudian masukkan mentega, gula pasir, telur, dan Allure. Mixer dengan kecepatan rendah hingga semua bahan tercampur rata. Kemudian naikkan kecepatan dan mixer hingga adonan mengembang dan smooth.
  3. Tuang adonan ke dalam loyang. Ratakan dengan spatula.
  4. Panggang kira-kira 45 menit tergantung ketebalan cake dan oven masing-masing. Jika permukaan cake sudah mulai kecoklatan, tes tusuk. Jika tidak ada adonan basah yang menempel maka cake sudah matang. Jangan terlalu matang agar cake tidak kering, namun pastikan juga cakenya sudah matang agar tidak kempes saat sudah keluar oven nanti.
  5. Keluarkan dari oven. Biarkan selama 5 menit di loyang hingga uap panasnya hilang baru keluarkan dari loyang.
  6. Sajikan.

Sebenernya sih takaran cakenya itu 225 gram, tapi saya bulatkan aja jadi 200 gram biar lebih gampang ngingetnya dan teksturnya ga terlalu padat juga. Hehe. Oh iya, lalu gimana rasanya? Ternyata rasanya mah manis-manis ajah. Gak kentara rasa green tea-nya. Hahaha. Mungkin perlu berbungkus-bungkus Allure buat bikin dia ngehasilin rasa green tea yah :')

allure green tea pound cake cookingfoodie cooking foodie

allure green tea pound cake cookingfoodie cooking foodie


Tapi cake ini cocok loh buat menemani hari sambil minum teh :)

Selamat mencoba! ^^

Senin, 28 November 2016

Ayam Saus Jeruk

Assalamu'alaikum!

Sudah empat hari draft postingan ini belum juga saya selesaikan. Haha. Tiada lain tiada bukan karena saya malas melanjutkannya dan banyak kerjaan lain. Tapi hari ini bakal saya selesein biar blog ini bisa hidup lagi ^^

ayam saus jeruk cookingfoodie


Oke, kali ini saya akan share resep mudah yang bisa dikerjakan selama 30 menit. Satu jam lah dengan persiapannya, dan bisa satu jam lebih kalau menghitung waktu untuk ke pasarnya. Resep ini saya temukan di blognya Mbak Endang, food blogger favorite saya. Bagi yang suka jeruk dan suka ayam, bisa banget nih nyobain kombinasi yang satu ini.

ayam saus jeruk cookingfoodie

AYAM SAUS JERUK

Bahan:
  • 1,5 cm jahe, cincang halus
  • 3 siung bawang putih, cincang halus
  • 2 sendok teh cabai bubuk (optional)
  • 2 buah cabai rawit merah, rajang halus
  • 1/2 sendok teh merica bubuk
  • 1 sendok makan saus tiram
  • 1 sendok teh garam
  • 2 sendok teh tepung maizena 
  • 1 sendok makan gula palem bubuk/gula Jawa sisir halus
  • 1 sendok makan saus tomat
  • 1 sendok makan saus sambal botolan (optional)
  • 2 sendok makan sirup orange merk apapun (jika warna dan aroma masakan kurang berbau jeruk)
  • 1 botol minuman Pulpy Orange  ukuran 350 ml atau gantikan dengan jus dari perasan jeruk asli (Sunkist atau Mandarin) sebanyak 350 ml
  • 300 gram fillet dada atau paha ayam, potong tipis
  • 3 sendok makan tepung maizena


Cara membuat:
  1. Siapkan mangkuk. Masukkan 1/2 porsi jahe, 1/2 porsi bawang putih, cabai bubuk, cabai rawit, merica, garam dan tepung maizena. Aduk rata. Masukkan 1/2 botol Pulpy orange, aduk rata kemudian masukkan potongan ayam. Aduk rata dan simpan di dalam kulkas di wadah tertutup selama 20 menit atau semalaman.
  2. Keluarkan dari kulkas dan tiriskan ayam sampai benar-benar tiris. Sisihkan bumbu perendamnya.
  3. Taburi permukaan ayam dengan 3 sendok makan tepung maizena. Balurkan ayam dengan tepung hingga rata.
  4. Siapkan wajan dan panaskan minyak agak banyak. Goreng ayam hingga coklat keemasan. Angkat dan sisihkan. Tuang minyak sisa menggoreng ke wadah lain.
  5. Tuang sisa bumbu perendam ke wajan yang digunakan untuk menggoreng. Tambahkan sisa cincangan bawang putih dan jahe, gula palem, saus tomat, sambal, sirup orange (jika pakai), dan sisa pulpy. Aduk rata.
  6. Masak dengan api kecil sambil diaduk hingga mendidih dan kental. Masukkan ayam goreng, aduk rata hingga terlumuri bumbu. Cicipi dan sesuaikan rasanya. Angkat dan hidangkan.
ayam saus jeruk cookingfoodie


Rajangan daun bawang dan wijen sangrai bisa dijadikan pelengkap ayam ini. Taburi saja.

Sayangnya waktu saya buat, jahenya kebanyakan. Rasanya jadi ga seimbang deh. Haha. Dan sejak saat itu saya selalu menghindari resep yang ada jahenya. Duuh..

Selamat mencoba! ^^

Rabu, 15 Juni 2016

Racel Risol, Tempat Nongkrong Mahasiswa Malang

Seminggu ini saya lagi asik nonton drama Korea yang berjudul Who Are You. Hal yang mencolok buat saya di drama itu adalah sebuah cafe bernama Coffee Bay. Kafe ini muncul terus sih. Tokoh utama mau nongkrong, ngongkrongnya di sana. Ibu-ibu mau meeting, meetingnya di sana. Ngerjain tugas juga di sana. Mungkin Coffee Bay ini jadi sponsornya yah. Oh satu lagi, ada warung mie juga yang sering muncul. Hehe.


Selasa, 07 Juni 2016

Illy Cafe, Cafenya Anak Muda Malang

Ada satu cafe yang letaknya 'malu-malu kucing' di kota Malang. Anak gaul (yang suka bergaul) minimal pernah mendengar namanya. Iya, namanya adalah Illy Cafe. Kafe ini letaknya tersembunyi, yaitu menyatu dan berada di dalam toko Lay-Lay di Jl. Semeru, Malang. Jadi, walaupun saya selalu melewatinya setiap hari saat PKL ke Lawang, saya gak akan pernah tau kalau di dalam sana ada sebuah kafe yang asik. Sembunyi sih!

Lay-Lay sendiri merupakan sebuah minimarket yang menjual barang-barang impor, lokal juga ada sih, tapi kalo mau cari makanan impor lebih gampang ditemukan di sini. Seperti ramen Korea, nori, atau mochi. Nah, gedung yang ditempati Lay-Lay ternyata terbagi menjadi dua bagian. 2/3 bagian ditempati oleh Lay-Lay, sisanya digunakan oleh Illy Cafe, dan secuil lahan dipojokan ditempati stand Baskin Robbins. Waalaupun saya sudah beberapa kali ke Lay-Lay, tapi saya belum nyadar juga lho kalo yang di sebelah itu Illy. Haha.

Maafkan kualitas kamera yang buruk yah :(

Rabu, 25 Mei 2016

[OOT] Blogger Award Pertama... tapi Edisi Beauty. Loh?

Iya yah... kok postingan kali ini juauh sekali dari dunia masak memasak yah?

Dan walaupun gak ada kewajiban buat diikuti, kok tetap saya ikuti yah?

Alasan pertama adalah karena ingin menjalin silaturrahim. Sistem award ini adalah dengan saling tag dan memberikan pertanyaan kepada blogger lain, yang kemudian harus mentag temannya yang lain juga. But then, karena saya gak mengikuti dan menjalin koneksi dengan beauty blogger lain, maka sepertinya tag-an ini putus di saya. Hehe :D

Alasan kedua adalah karena sebagai gadis puber, saya juga suka dengan beauty things. Hehe (lagi).

Selasa, 24 Mei 2016

Samosa Vegetarian | IDFB Challenge Middle East

Bismillah...

Ini kali kedua saya mengikuti challenge dari Indonesian Food Blogger (IDFB). IDFB challenge yang lalu, saya engga menang. Hehe. Sebenarnya sih bulan ini saya lagi cooking blue, males blogging, males foto-foto, dan males ngapa-ngapain. Semua ini gara-gara lensa hape saya yang banyak goresan dan bikin foto jadi memburam. Padahal saat saya melihat pengumuman challenge ini di awal bulan lalu, saya semangat loh buat ikutan. Eh gak taunya sekarang malah jadi malas, haha.

Tema IDFB Cookbook Challenge Mei 2016 kali ini adalah makanan atau minuman timur tengah.

Saya udah mikir tuh sejak awal bulan mau bikin apa. Googling banyak web untuk cari referensi. Ada menu yang saya pengen eh tapi bahannya susah didapat. Saya taunya masakan timur tengah itu ya nasi briyani (atau biryani) dan nasi kebuli. Kebetulan yang dua itu pernah saya cicipi, jadi tau gimana rasanya. Tapi saya enggan masak nasi, soalnya magic jar di rumah merupakan wilayah kekuasaan ibu saya. Hehe.

Lalu saya keinget lagi kalo dulu sempat makan shawarma di Burger Shot, Perpaduan ayam, saus mayo, kentang, dan sayurannya itu masih menggelitik lidah saya. Sayangnya waktu saya berkunjung terakhir lagi, menu shawarmanya kosong. Sempat kepikiran mau bikin shawarma, dengan tortilla homemade. Lah tapi urung saya lakukan karena ribet harus bikin kulit dulu sedangkan saya lagi males masak-masak.

Akhirnya cari yang lebih gampang aja. Bikin samosa aja deh.


Senin, 23 Mei 2016

Kedai Oranye Ngalam : Makan Pizza Gak Perlu Mahal

Bismillah...
(baca doa dulu biar pergi setan-setan yang bikin males ngapa-ngapain ini :D)

Nah, kali ini balik lagi ngereview tempat makan, di mana lagi kalau bukan di Malang. Dan... tentu saja, ini late post yang kebangetan. Mungkin sudah setahun dari saya menyantap hidangannya. Duuhh!

Okay, jadi... dulu itu tengah booming postingan tentang Kedai Oranye (dulu belum pake nama Ngalam) di salah satu grup kuliner. Menu yang ditawarkan pun jauh dari bayangan menu sebuah kedai. Saat melihat harga yang ditawarkan pun, terlihat cukup ramah di kantong anak kos. Maka pada suatu kesempatan saya mengajak teman saya untuk menyambangi kedai ini. Saya masih ingat, saat itu tengah musim hujan dan gerimis mulai turun saat saya memarkirkan motor di depan kedai tersebut.

Gak berbeda jauh dari namanya, kedai ini memiliki interior berwarna oranye, warna kesukaan saya. Hehe. Kedainya sederhana, gak terlalu bisa namun ada cukup banyak meja. Saat kami datang pun hanya ada satu pengunjung lain, mungkin karena masih siang. Tapi, si ibu ownernya terlihat sibuk berbicara dengan kurir. Sepengamatan saya sih, Kedai Oranye ini lebih menjangkau pelanggan dengan sistem delivery-nya dibandingkan dengan dine in. Duh, di Malang mah mau makan apa juga tinggal delivery aja. Gak perlu repot panas-panasan ke tempat tujuan. Mau makan apa aja juga bisa. (kangen malang :'( )

Selasa, 10 Mei 2016

[GAGAL] Churros

Alhamdulillah masih diijinkan rajin nulis blognya...
Alhamdulillah juga karena koneksi internet saya sudah membaik. Sebelumnya, hampir dua minggu ini internet saya ngadat. Sinyal jelek, bahkan kadang hilang. Dan gak cuma sinyal internet aja, sinyal telponnya pun terganggu.

Duuhh... sepertinya fix saya gak bisa menjalani hari tanpa internet. Kurang sreg. Kurang update berita dan perkembangan terbaru di luar sana.

Okay, kembali pada cerita kali ini.

Sejak beberapa waktu yang lalu, tepatnya sejak saya sering memasak sesuatu dan gagal, saya berniat untuk membuat satu label baru di blog saya yaitu kegagalan. Nantinya akan saya isi dengan kegagalan-kegagalan saya dalam mengeksekusi resep. Blog ini sudah seperti jurnal memasak saya, dan jurnal yang baik seharusnya berisikan catatan perjalanan baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Sekalian juga sebagai pengingat saya agar tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dikemudian hari.

Ibu kerap berpesan setiap saya mengeksekusi sesuatu kemudian hasilnya kurang pas atau gagal, sedangkan sebelumnya berhasil, 'catat makanya gimana cara bikinnya kemaren'. Saya selalu mengelak bahwa saya mencatatnya, namun itu semua hanya saya catat dipikiran saja. Terkadang juga kegagalan itu hasil dari eksperimen saya pada suatu resep itu. Jadi sekarang saya akan memulai mengabadikan kegagalan saya. 

Karena di setiap kegagalan itu ada cerita berharga ^^

Kali ini, saya gagal membuat churros. Padahal dulu saya pernah bikin churros beberapa kali dan sukses loh, bisa lihat di sini. Makanya saya jadi pede pengen bikin lagi lalu ditaburi dengan gula bubuk dan dicelup coklat leleh. Cemilan itu kemudian akan saya sajikan untuk ibu. Ehh gak taunya, saya gagal. 


C H U R R O S

Bahan:
  • 250 ml air
  • 50 gr margarin
  • 1 sdm gula pasir
  • 1/4 sdt garam
  • 150 gr terigu protein sedang/serbaguna, ayak
  • 1/4 sdt vanilla
  • 1 butir telur ukuran besar
  • minyak goreng


Cara membuat:
  1. Masak air, margarin, gula, dan garam hingga mendidih dan margarin leleh. Matikan api. Masukkan terigu yang sudah diayak dan vanilla. Aduk dengan cepat hingga rata. Nyalakan api kecil, aduk-aduk hingga adonan licin dan kalis (tidak menempel di panci). Angkat dan biarkan sampai agak hangat.
  2. Masukkan telur dan aduk rata menggunakan sendok kayu. Hasilnya adalah adonan yang lengket. Bila adonan susah dispuit, tambahkan 1 butir telur lagi.
  3. Masukkan adonan ke dalam piping bag, gunting ujungnya, kemudian masukkan ke dalam piping bag yang sudah diberi spuit.
  4. Spuitkan adonan pada loyang yang telah ditaburi terigu tipis-tipis. Masukkan ke dalam freezer hingga mengeras dan mudah dipegang. Kemudian goreng dalam minyak yang banyak dengan api sedang hingga kecoklatan. Bisa juga adonan langsung dispuitkan di wajan saat akan menggoreng. Namun dengan memasukkan adonan ke dalam kulkas, bentuk adonan menjadi lebih rapi dan seragam.
  5. Setelah hangat beri topping seperti gula bubuk, kayu manis bubuk, atau coklat.
  6. Sajikan.


Kesalahan saya adalah tidak mengaduk kembali adonan yang telah dicampur terigu hingga kalis. Setelah lapor ke Mbak Ricke, beliau pun mengingatkan bahwa mengaduk adonan hingga kalis itu adalah hal wajib. Alhasil churros saya menjadi keras.Gagal menjadi churros empuk seperti yang sering saya beli di mall. Sudah begitu ibu saya menertawakan pula karena churros saya keras.

Ini lah pertanda bahwa kita, khususnya saya, gak boleh takabur. Berasa udah sering bikin dan berhasil eh saya jadi menyepelekan langkah-langkahnya, malas melihat step by stepnya. Dan berakhirlah menjadi churros yang gagal.

Lain kali saya akan mencobanya kembali ^^

Minggu, 08 Mei 2016

Steamed Chocolate Cake

Saya kalau sudah dapat satu resep yang pas, susah untuk pindah ke resep lain. Bukan apa-apa sih, hanya enggan saja bertaruh pada resep baru apakah hasilnya akan memuaskan atau engga. Apalagi kalau untuk cake-cake seperti ini. Kalau sudah dapat yang pas yaah lanjut lagi pake resep itu :D

Seperti cake coklat ini. Aslinya sih resep matcha cake dari Mba Nina. Namun karena di tempat saya gak ada matcha, akhirnya saya ganti dengan coklat bubuk deh. Rasanya pun tetap yummy. White coklat juga gak ada, susu kental manis juga gak pake. Tapi tetap enaakk :D

Choco Crunch Cookies

Assalamu'alaikum... ^^

Kali ini saya mencoba membuat biskuit. Selama ini kan saya biasanya bikin cake atau jajanan tradisional saja, sangat jarang bikin biskuit. Dan kebetulan saat tengah menjelajahi blog, saya menemukan resep biskuit dari Mba Endang. Pengen deh bikin juga, siapa tau adik bayi saya suka. Iyaah... saya tau, bayi memang belum boleh diberi makanan orang dewasa semacam biskuit ini. Namun kala itu, adik saya susah sekali diberi makan. Malas. Ogah. Enggan. Walaupun sudah berbagai menu dan trik menyuapi digunakan. Jadi tak apalag jika dia mencicipi biskuit ini, hitung-hitung untuk merangsang nafsu makannya.

Nah, tetapi saat membuat biskuit ini saya masih belum punya oven. Jadi saya nekat saja bikinnya pake wajan, seperti yang dulu pernah saya lakukan di kos. Hehe. Walaupun lumayan ribet, hasilnya memuaskan juga. Walaupun banyak yang gosong, tapi ibu saya masih bisa menikmatinya. XD

Sabtu, 30 April 2016

Pancake Empuk dan Lumer

Malam Minggu dan saya asyik berkutat dengan blog tercinta ini. Walaupun baru dua hari yang lalu saya update, tapi tak mengapa. Niat saya kan mau rajin update agar masakan dan makanan yang saya dokumentasi bisa segera diupdate, sehingga saya bisa memindahkannya dari memori ponsel saya yang sudah terlalu penuh.

Nah kali ini saya akan berbagi resep pancake. Suatu masakan sederhana a la orang bule yang biasa disajikan pada saat sarapan. Tinggal timbang, cemplung, aduk, lalu panggang deh. Hmm... bisa jadi mereka juga menggunakan tepung pancake siap saji sehingga semakin memudahkan penyajian menu sarapan sederhana ini. 

Lalu kenapa pancakenya bisa lumer?

Tidak lain karena teksturnya yang sangat empuk dan ketika dinikmati dengan vla, langsung lumer di mulut. Gak perlu dikunyah. Tinggal hap, rapatkan mulut dan lidah, lalu pancake yang empuk ini akan meluncur memenuhi lambung anda. Sedaapp.

Kamis, 28 April 2016

Pastel

Halo, Assalamu'alaikum...
Saya kembali lagi, kembali rajin walaupun yang dipost sudah dimasak setahun yang lalu. Hehe. Sayang kan dokumentasi yang udah saya bikin kalau cuma disimpan di ponsel saja. Terlebih lagi saat itu saya sukses membuatnya. Jadi postingan ini sekalian menjadi catatan saya, nanti kalau mau bikin lagi tinggal buka blog aja buat nyari resepnya ^^

Dan untuk postingan selanjutnya juga saya masih akan bernostalgia dengan dokumentasi makanan yang ada di ponsel saya.

Senin, 25 April 2016

No Oven Custard Cream Bread

Membuat roti dalam benak saya masih menjadi hal yang menakutkan. Sebab untuk mendapatkan roti yang empuk dan lembut maka adonan roti harus diuleni dengan baik hingga kalis elastis. Sedangkan saya belum pandai menguleni. Seringkali adonan terasa berat sehingga susah untuk membuatnya kalis. Saya pun tak bisa menggunakan mixer untuk menguleninya karena satu-satunya mixer yang saya punya adalah milik ibu saya sejak 20 tahun yang lalu.

Oh ya, roti ini sudah saya bikin beberapa bulan yang lalu. Namun baru sempat saya posting sekarang, hehe :D

Kamis, 21 April 2016

Oreo and Cheese Cake dengan Rice Cooker

Bismillah...

Sudah berhari-hari saya menatap lembaran putih draft ini. Niatnya sih pengen update resep baru, tapi malas sekali untuk memencet tombol keyboard. Saya malah lebih tertarik mengutak-atik template blog. Itu terus yang saya kerjakan seminggu, mungkin dua minggu, belakangan ini. Jadi kalau ada yang berkunjung ke blog saya dan menemukan templatenya berubah-ubah, atau mungkin lagi gak rapi, yaa memang karena lagi direkonstruksi. Hehe. Dan mungkin ke depannya nanti saya bakal ganti lagi, tapi jangan bosan berkunjung ke tempat saya ini yah. ^^

Nah, kali ini saya akan membagikan salah satu hasil baking saya saat masih ngekos dulu. Eits, bakingnya gak perlu pakai oven kok, cukup menggunakan rice cooker aja seperti di judul. Yah namanya juga anak kos yah, gak bisa lah punya oven. Mau diletakkan di mana? Kecuali kalo kosannya mewah, hehe.

Seperti yang sudah pernah saya ceritakan, saya bukan pecinta cake yang dikukus, khususnya hasil cake kukus saya. Karena terlalu berminyak. Saya belum bisa membuat cake kukus yang moist tapi gak berminyak, semacam bolu kukus mekar gitu. Jadi lah saya mencari resep kue yang bisa dipanggang dengan rice cooker. Alhamdulillah ketemu di blognya Mba Siwi. Makasi resepnya yah mba ^^

Tampilannya ga menggoda ya? :D

Kamis, 31 Maret 2016

Ice Cream in Glass | IDFB Challenge : Remake

Rasanya sudah lamaaa banget saya gak nulis di blog lagi. Dua postingan terakhir pun sebenernya draft yang ditulis Januari lalu. Cuman males banget mau dirapiin draftnya. Pun dengan stock foto hasil masakan dan review yang ada di ponsel saya. Numpuk sampe bikin memori penuh! Duuhh... entah ini yang dinamakan writing block atau blog block (?) :D
Intinya, saya males banget nulis yang rapi untuk suatu postingan, begitu pun untuk IG.

Tapi, marilah hari ini saya mengambil langkah kecil untuk mewujudkan tekad rajin menulis dan update blog serta IG saya.

Postingan kali ini akan saya ikut sertakan dalam IDFB (Indonesian Food Blogger) Challenge dengan tema remake. FYI, challenge ini akan berakhir beberapa jam lagi, tepatnya tengah malam nanti. Dan saya baru mengetahui challenge ini sekitar empat hari yang lalu. Ini pun challenge pertama yang saya ikuti di IDFB. Bulan-bulan ini pun saya lagi rajin ngikutin challenge, pengen dapet hadiah gratis siih. Itung-itung nambah properti buat foto atau masak-masak. Hehe :D

Awalnya saya buka IDFB untuk submit resep. Lalu saya iseng buka menu challenge. Eh ternyata ada yang baru. Temanya pun mudah. Peserta hanya ditantang untuk membuat ulang masakan atau minuman yang sebelumnya pernah dicicipi di resto atau cafe atau tempat makan lain. Gampil kan? Segera saja saya lihait-lihat stock foto yang masih ada di ponsel, sambil berpikir menu apa yang gampang untuk saya remake. Ada beberapa foto pasta, gampang sih, namun saya gak terlalu suka makan pasta. Atau pizza? Bisa lah saya sedikit membanggakan diri karena sudah berhasil meramu pizza yang enak. Tapi, saya gak punya foto pizza dari tempat makan lain.

Lalu saya menemukan foto ini.

ice cream gedhang ganteng

Senin, 21 Maret 2016

Sayur Kedelai dan Tomat

Alhamdulillah.. ini adalah setoran ketiga saya untuk NCC Masakan Ibu Weeks. Sayangnya saya telat tahu event ini. Padahal selama liburan kemarin ibu saya membuat banyak masakan. Jadinya saya hanya bisa mengabadikan sebagian masakannya saja.

Sayur kedelai ini adalah masakan ibu yang paling saya kangenin saat di Malang. Pasalnya, saya tidak menemukan orang yang mencampurkan kedelai ke dalam masakannya saat hendak mencari makanan di tanah rantau itu. Saat saya bertanya pada teman pun dia terlihat aneh mendengar menu tersebut. Katanya, kedelai di Malang biasanya diolah sebagai tahu atau tempe saja. Mendengar hal itu pupuslah harapan saya untuk menikmati lauk kedelai di tanah rantau.

Sehingga kali ini saat saya sudah tidak merantau lagi, saya meminta ibu memasakkannya. Bisa sih sebenernya saya minta resepnya langsung kemudian masak sendiri. Namun berbeda dengan kue-kue, saya masih terlalu amatir dalam memasak lauk. Hehe...

Jadi saya pasrahkan semuanya pada ibu yang pasti akan menghasilkan masakan yang nikmat.

cookingfoodie sayur kedelai


SAYUR KEDELAI DAN TOMAT

Bahan :

  • Kedelai, rendam semalaman
  • Tomat, dipotong-potong
  • Sayuran sesuai selera, ibu memakai daun ginseng
  • Cabe rawit, sesuai selera
  • Terasi
  • Bawang putih
  • Bawang merah
  • Garam


Cara membuat :

  1. Buang air rendaman kedelai, bilas sedikit, kemudian rebus kedelai dengan air yang baru hingga empuk.
  2. Haluskan semua bumbu kemudian masukkan ke dalam rebusan kedelai.
  3. Masukkan potongan tomat dan sayur jika sudah mulai mendidih.
  4. Sajikan.



Selamat mencoba! ^^

Lawar a.k.a Daging Cincang

Ini adalah setoran kedua saya untuk NCC Masakan Ibu Weeks.

Alhamdulillah, event ini membuat saya dapat merasakan lebih banyak masakan ibu dan mengabadikan resepnya. Sebagai penghargaan untuk ibu saya. Sebelumnya saya bercerita pada beliau bahwa saya akan mengikuti event ini, dan memintanya memasak masakan andalannya. Dan dengan senang hati beliau mengiyakan.

Daging cincang ini disebut jangan (daging) cacaq (cincang) di Lombok, sedangkan di Bali disebut lawar. Meskipun masakan ini terlihat mewah karena menu dagingnya, saat saya menanyakan resepnya pada ibu ternyata mudah saja. Tidak ada bahan yang spesial, yang diperlukan hanya keahlian memasak saja. Bumbunya pun hanya bumbu dasar saja. Saat saya menanyakan takaran bahan-bahannya pun ibu saya hanya bilang 'yaa... disesuain aja sama jumlah dagingnya'. Hehe...

daging cincang

Senin, 22 Februari 2016

Heart Butter Cookies

Waahh... sejak melihat adik saya yang suka sekali makan biskuit, saya jadi gemar bikin biskuit. Walaupun belum terlalu banyak jenisnya dan masih sering gosong bagian dasarnya sih, hehe. Biskuit yang satu ini merupakan salah satu resep terbaru yang saya coba. Ini hanyalah butter cookies biasa yang saya bentuk menjadi hati. Sebelumnya kan saya belum pernah bikin butter cookies, karena terlihat gampang jadi yaa sudah saya cobain. 

biskuit cinta


Oya, resep ini juga saya ikutkan dalam lomba masak tema valentine dari resepyummy.com. Sudah enam hari lewat dari deadline tapi belum ada pengumuman pemenang nih. Semoga saja saya menang yaah. Amin. Seharusnya sih tema lope-lope gini saya upload sebelum hari valentinenya yah, jadi bisa jadi inspirasi buat yang merayakan. Tapi saya memang sedang malas ngupdate sosial media sekarang ini, hehe. Well, kasih sayang gak selamanya harus ditunjukkan pada 14 Februari kan? :)

Minggu, 17 Januari 2016

Oreo Cake dengan Teflon

Siapa bilang membuat cake harus dengan oven saja?

Well... memang sih membuat cake dengan peralatan yang sesungguhnya (oven) akan menghasilkan cake yang lebih menarik. Namun, saat kita tidak memiliki peralatannya, kita tidak perlu memaksakan diri untuk membelinya. Kita masih bisa menggunakan peralatan seadanya. Salah satunya adalah teflon.

Oreo cake
Lihat teksturnya, oke juga kan?

Serabi Solo Favorite Orang Tua

Saya suka banget baking. Suka mencoba menu-menu baru. Suka melihat tekstur kue yang dipanggang begitu lembut, empuk, dan spongy. Lagian baking juga menurut saya lebih gampang, tinggal takar... cemplung... aduk... oven! Beres deh. Baking cake tapi yaa... Sayangnya, orang tua saya tak begitu suka cake, atau yang sejenisnya. Yang dibaking paling sukanya roti-rotian aja, sementara saya belum bisa menguleni dengan baik. Sediihhh... :(

Jadi, kalau saya bikin kue yang dipanggang pasti lama dihabisinnya. Namun kalau kuenya yang tradisional, cepet bangeeett.

Salah satunya adalah serabi solo ini. Rasanya yang gurih dengan tekstur empuk mampu memikat kedua orang tua saya sehingga satu porsi adonan bisa habis sebelum tengah malam! (saya selesai membuatnya di sore hari)

Serabi solo
Serabi Solo
Akhirnya saya pun membuat dua porsi, satu saya beri pasta cokelat dan satu lagi tetap putih. Sayangnya, yang cokelat tidak terlalu gelap warnanya dan malah mengurangi kegurihan si serabi ini. Mungkin karena saya menggunakan pasta cokelat yah. Namun meskipun demikian, serabinya tetap laris maniiisss. Hehe :D


SERABI SOLO
Resep dari Ummu Fatima

Bahan:

  • 225 gram tepung beras 
  • 1/2 sendok teh ragi instan 
  • 50 gram gula pasir
  • 1/2 sendok teh garam 
  • 2 butir telur
  • 600 ml santan (santan instan)
  • 1 lembar daun pandan, disimpulkan
  • 1/2 sendok teh garam


Bahan Areh : (sy: ga pakai)

  • 100 ml santan, dari 1 butir kelapa
  • 1/4 sendok teh garam 
  • 4 lembar daun pandan 

Taburan :

  • Keju dan choco chips


Cara membuat:

  1. Rebus santan, daun pandan, dan garam sambil diaduk sampai mendidih. Dinginkan.
  2. Tuang 150 ml rebusan santan ke campuran tepung beras, ragi instan, telur, dan gula pasir. Uleni.
  3. Keplok adonan sambil ditambahkan sisa santan sedikit-sedikit. Keplok-keplok 20 menit setelah santan habis. Diamkan 1 jam.
  4. Areh: rebus santan, garam, dan daun pandan sambil diaduk sampai kental. Sisihkan.
  5. Panaskan wajan besi. Tuang adonan lalu tekan bagian tengahnya dengan bagian bawah sendok sayur sambil digerakkan ke arah pinggir wajan agar adonan melebar. Biarkan berlubang. Taburkan bahan isi. Tutup wajan. Biarkan sampai matang. Oleskan areh. Tutup lagi sebentar agar meresap. Angkat.
  6. Crepes style: panaskan wajan teflon, ambil 1 sendok sayur adonan, tuang diwajan, buat dadar tipis-tipis. Setelah matang yaitu pinggirannya mengering dan kecoklatan, angkat, lipat dan sajikan.


crepes serabi solo
Serabi solo yang dibentuk seperti crepes
Sebenarnya dulu, saya pertama kali membuat serabi ini dalam bentuk crepes seperti yang Ummu Fatima lakukan. Hasilnya sama-sama enak dan gurih. Namun saya juga penasaran dengan hasil dalam bentuk aslinya. Saya pernah mencicipi serabi Notosuman di Malang yang menurut saya adalah serabi paling enak karena keempukan dan kegurihan santannya. Juga, ada rasa-rasa yang meleleh di lidah saat menyantapnya. Nah, saya berpikir apakah serabi saya bisa terasa seperti itu. Namun sekarang saya lebih suka memasaknya dalam bentuk serabi biasa, soalnya menurut saya lebih gampang... tinggal tuang adonan dan tekan sedikit. Tidak perlu diratakan tipis-tipis seperti saat membuat crepes, hehe.

serabi solo
Tekstur serabinya setelah dibelah

Oh ya... pada saat akan memasak serabi ini, permukaannya akan terlihat mengering. Tapi jangan khawatir, karena nantinya permukaannya pun berubah lembab dengan sendirinya. Satu lagi, masaknya dengan api kecil saja ya. Pernah saya mencoba memasak dengan api sedang, ternyata bagian dalamnya masih belum matang. Jadi gunakan api kecil saja yaa...


Selamat mencoba! ^^

Jumat, 15 Januari 2016

Steamed Black Forest Cake for a Late Birthday Party

Masa pindahan dari rumah kos di Malang ke rumah sendiri di Lombok berarti masa beradaptasi dengan peralatan dapur yang ada. Di Malang, walaupun saya tidak memiliki peralatan yang lengkap namun setidaknya saya memiliki kukusan yang selalu saya gunakan untuk memasak. Ya, masakan saya hanya sebatas yang dikukus saja dan kalau bisa no mixer karena saya tidak punya mikser, adanya hanya whisker saja. Kebayang kan capeknya kalau harus mengocok telur hingga kaku dengan whisker? :')

Saat pulang ke rumah, hal yang membuat saya senang adalah adanya mixer milik ibu saya. Namun ternyata saat akan saya gunakan, saya baru menyadari bahwa salah satu pengocoknya hilang. Akhirnya saya tidak bisa mengocok dengan maksimal. Ditambah lagi, panci kukusan milik ibu saya berukuran kecil sekali. Cukup untuk menanak nasi saja, namun tidak untuk mengukus satu resep cake. Duuhh... sedihnya. Ibu pun memutuskan untuk membelikan saya kukusan baru karena kukusan saya yang di kos belum saya bawa pulang. Setelah kukusan baru saya miliki, barulah saya mulai memasak kue-kue yang dikukus lagi.

black forest kukus
Dihias seadanya saja :D

Selasa, 12 Januari 2016

Terong Goreng Sambal

resep Terong Goreng Sambal
Terong Goreng Sambal
Ini adalah keikutsertaan saya yang pertama kali dalam NCC Weeks. Selama ini saya cuma melihat-lihat postingan resep peserta NCC Weeks di event-event yang sebelumnya. Belum pernah kepikiran buat ikutan sih, soalnya kala itu saya belum rajin blogging dan masih belum lengkap peralatan dapurnya. Tapi kali ini saya mencoba untuk ikutan soalnya temanya menarik: masakan ibu. Keikutsertaan saya ini sekiranya bisa menjadi penghargaan untuk ibu saya atas masakan-masakannya.

Tamagoyaki alias Telur Dadar Gulung

Telur memang merupakan salah satu bahan makanan yang bisa dikreasikan sedemikian rupa. Mulai dari dinikmati dengan cara direbus biasa sampai dikreasikan menjadi egg benedicts atau tamagoyaki. Tamagoyaki ini merupakan telur dadarnya orang Jepang sana. Saat kita menikmati telur dadar dengan cara dicampur dengan bahan-bahan pelengkap kemudian didadar di wajan atau teflon, eh mereka dengan telatennya membentuk menu sederhana ini menjadi lebih cantik.

Jumat, 01 Januari 2016

Qua-Li Noodle and Rice | Masih Beradaptasi dengan Harga Kuliner Lombok :')

Perjalanan kuliner saya yang pertama kemarin saya laksanakan di Bubbly House of Desserts. Berhubung pada saat itu sudah lewat jam makan siang dan perut saya masih keroncongan, saya dan teman pun memutuskan untuk mencoba mie yang ada di Lt. 4 Lombok Epicentrum Mall, kalo gak salah... pokoknya yang depan ACE. Nama restonya Qua-Li Noodle and Rice. Dari namanya saja kita sudah bisa tahu bahwa menu yang disajikan berupa varian mie.

Akhirnya dengan perut yang sudah keruyukan, kami memutuskan untuk bersantap siang di restoran itu. Restorannya terlihat mewah. Meja dan kursi untuk pengunjung pun begitu. Ada pula meja dengan sofa empuk yang cocok digunakan untuk melepas lelah, seperti pilihan kami. Kalau mau, kita juga bisa melihat proses memasaknya karena dapurnya berkonsep terbuka.

Bagaimana dengan menunya?

Banyak!

Namun dikategorikan berdasarkan bahan utamanya. Jadi kita bisa memilihnya dengan mudah. Ada mie yang diolah bermacam-macam, seafood, nasi-nasian, dan menu-menu pendamping lain. Karena sebelumnya saya kepengen makan mie, akhirnya saya melihat-lihat menu mienya. Banyak macamnya. Tapi pilihan saya jatuh pada mie tomyam udon, soalnya sudah lama sih gak makan tomyam. Terbayang di lidah saya kuahnya yang asam-asam gurih. Sedangkan teman saya memilih mie yang lain, saya tak hapal dengan namanya :D

Qua-li noodle and rice menu
Menu pesanan saya