Rabu, 25 Mei 2016

[OOT] Blogger Award Pertama... tapi Edisi Beauty. Loh?

Iya yah... kok postingan kali ini juauh sekali dari dunia masak memasak yah?

Dan walaupun gak ada kewajiban buat diikuti, kok tetap saya ikuti yah?

Alasan pertama adalah karena ingin menjalin silaturrahim. Sistem award ini adalah dengan saling tag dan memberikan pertanyaan kepada blogger lain, yang kemudian harus mentag temannya yang lain juga. But then, karena saya gak mengikuti dan menjalin koneksi dengan beauty blogger lain, maka sepertinya tag-an ini putus di saya. Hehe :D

Alasan kedua adalah karena sebagai gadis puber, saya juga suka dengan beauty things. Hehe (lagi).

Selasa, 24 Mei 2016

Samosa Vegetarian | IDFB Challenge Middle East

Bismillah...

Ini kali kedua saya mengikuti challenge dari Indonesian Food Blogger (IDFB). IDFB challenge yang lalu, saya engga menang. Hehe. Sebenarnya sih bulan ini saya lagi cooking blue, males blogging, males foto-foto, dan males ngapa-ngapain. Semua ini gara-gara lensa hape saya yang banyak goresan dan bikin foto jadi memburam. Padahal saat saya melihat pengumuman challenge ini di awal bulan lalu, saya semangat loh buat ikutan. Eh gak taunya sekarang malah jadi malas, haha.

Tema IDFB Cookbook Challenge Mei 2016 kali ini adalah makanan atau minuman timur tengah.

Saya udah mikir tuh sejak awal bulan mau bikin apa. Googling banyak web untuk cari referensi. Ada menu yang saya pengen eh tapi bahannya susah didapat. Saya taunya masakan timur tengah itu ya nasi briyani (atau biryani) dan nasi kebuli. Kebetulan yang dua itu pernah saya cicipi, jadi tau gimana rasanya. Tapi saya enggan masak nasi, soalnya magic jar di rumah merupakan wilayah kekuasaan ibu saya. Hehe.

Lalu saya keinget lagi kalo dulu sempat makan shawarma di Burger Shot, Perpaduan ayam, saus mayo, kentang, dan sayurannya itu masih menggelitik lidah saya. Sayangnya waktu saya berkunjung terakhir lagi, menu shawarmanya kosong. Sempat kepikiran mau bikin shawarma, dengan tortilla homemade. Lah tapi urung saya lakukan karena ribet harus bikin kulit dulu sedangkan saya lagi males masak-masak.

Akhirnya cari yang lebih gampang aja. Bikin samosa aja deh.


Senin, 23 Mei 2016

Kedai Oranye Ngalam : Makan Pizza Gak Perlu Mahal

Bismillah...
(baca doa dulu biar pergi setan-setan yang bikin males ngapa-ngapain ini :D)

Nah, kali ini balik lagi ngereview tempat makan, di mana lagi kalau bukan di Malang. Dan... tentu saja, ini late post yang kebangetan. Mungkin sudah setahun dari saya menyantap hidangannya. Duuhh!

Okay, jadi... dulu itu tengah booming postingan tentang Kedai Oranye (dulu belum pake nama Ngalam) di salah satu grup kuliner. Menu yang ditawarkan pun jauh dari bayangan menu sebuah kedai. Saat melihat harga yang ditawarkan pun, terlihat cukup ramah di kantong anak kos. Maka pada suatu kesempatan saya mengajak teman saya untuk menyambangi kedai ini. Saya masih ingat, saat itu tengah musim hujan dan gerimis mulai turun saat saya memarkirkan motor di depan kedai tersebut.

Gak berbeda jauh dari namanya, kedai ini memiliki interior berwarna oranye, warna kesukaan saya. Hehe. Kedainya sederhana, gak terlalu bisa namun ada cukup banyak meja. Saat kami datang pun hanya ada satu pengunjung lain, mungkin karena masih siang. Tapi, si ibu ownernya terlihat sibuk berbicara dengan kurir. Sepengamatan saya sih, Kedai Oranye ini lebih menjangkau pelanggan dengan sistem delivery-nya dibandingkan dengan dine in. Duh, di Malang mah mau makan apa juga tinggal delivery aja. Gak perlu repot panas-panasan ke tempat tujuan. Mau makan apa aja juga bisa. (kangen malang :'( )

Selasa, 10 Mei 2016

[GAGAL] Churros

Alhamdulillah masih diijinkan rajin nulis blognya...
Alhamdulillah juga karena koneksi internet saya sudah membaik. Sebelumnya, hampir dua minggu ini internet saya ngadat. Sinyal jelek, bahkan kadang hilang. Dan gak cuma sinyal internet aja, sinyal telponnya pun terganggu.

Duuhh... sepertinya fix saya gak bisa menjalani hari tanpa internet. Kurang sreg. Kurang update berita dan perkembangan terbaru di luar sana.

Okay, kembali pada cerita kali ini.

Sejak beberapa waktu yang lalu, tepatnya sejak saya sering memasak sesuatu dan gagal, saya berniat untuk membuat satu label baru di blog saya yaitu kegagalan. Nantinya akan saya isi dengan kegagalan-kegagalan saya dalam mengeksekusi resep. Blog ini sudah seperti jurnal memasak saya, dan jurnal yang baik seharusnya berisikan catatan perjalanan baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Sekalian juga sebagai pengingat saya agar tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dikemudian hari.

Ibu kerap berpesan setiap saya mengeksekusi sesuatu kemudian hasilnya kurang pas atau gagal, sedangkan sebelumnya berhasil, 'catat makanya gimana cara bikinnya kemaren'. Saya selalu mengelak bahwa saya mencatatnya, namun itu semua hanya saya catat dipikiran saja. Terkadang juga kegagalan itu hasil dari eksperimen saya pada suatu resep itu. Jadi sekarang saya akan memulai mengabadikan kegagalan saya. 

Karena di setiap kegagalan itu ada cerita berharga ^^

Kali ini, saya gagal membuat churros. Padahal dulu saya pernah bikin churros beberapa kali dan sukses loh, bisa lihat di sini. Makanya saya jadi pede pengen bikin lagi lalu ditaburi dengan gula bubuk dan dicelup coklat leleh. Cemilan itu kemudian akan saya sajikan untuk ibu. Ehh gak taunya, saya gagal. 


C H U R R O S

Bahan:
  • 250 ml air
  • 50 gr margarin
  • 1 sdm gula pasir
  • 1/4 sdt garam
  • 150 gr terigu protein sedang/serbaguna, ayak
  • 1/4 sdt vanilla
  • 1 butir telur ukuran besar
  • minyak goreng


Cara membuat:
  1. Masak air, margarin, gula, dan garam hingga mendidih dan margarin leleh. Matikan api. Masukkan terigu yang sudah diayak dan vanilla. Aduk dengan cepat hingga rata. Nyalakan api kecil, aduk-aduk hingga adonan licin dan kalis (tidak menempel di panci). Angkat dan biarkan sampai agak hangat.
  2. Masukkan telur dan aduk rata menggunakan sendok kayu. Hasilnya adalah adonan yang lengket. Bila adonan susah dispuit, tambahkan 1 butir telur lagi.
  3. Masukkan adonan ke dalam piping bag, gunting ujungnya, kemudian masukkan ke dalam piping bag yang sudah diberi spuit.
  4. Spuitkan adonan pada loyang yang telah ditaburi terigu tipis-tipis. Masukkan ke dalam freezer hingga mengeras dan mudah dipegang. Kemudian goreng dalam minyak yang banyak dengan api sedang hingga kecoklatan. Bisa juga adonan langsung dispuitkan di wajan saat akan menggoreng. Namun dengan memasukkan adonan ke dalam kulkas, bentuk adonan menjadi lebih rapi dan seragam.
  5. Setelah hangat beri topping seperti gula bubuk, kayu manis bubuk, atau coklat.
  6. Sajikan.


Kesalahan saya adalah tidak mengaduk kembali adonan yang telah dicampur terigu hingga kalis. Setelah lapor ke Mbak Ricke, beliau pun mengingatkan bahwa mengaduk adonan hingga kalis itu adalah hal wajib. Alhasil churros saya menjadi keras.Gagal menjadi churros empuk seperti yang sering saya beli di mall. Sudah begitu ibu saya menertawakan pula karena churros saya keras.

Ini lah pertanda bahwa kita, khususnya saya, gak boleh takabur. Berasa udah sering bikin dan berhasil eh saya jadi menyepelekan langkah-langkahnya, malas melihat step by stepnya. Dan berakhirlah menjadi churros yang gagal.

Lain kali saya akan mencobanya kembali ^^

Minggu, 08 Mei 2016

Steamed Chocolate Cake

Saya kalau sudah dapat satu resep yang pas, susah untuk pindah ke resep lain. Bukan apa-apa sih, hanya enggan saja bertaruh pada resep baru apakah hasilnya akan memuaskan atau engga. Apalagi kalau untuk cake-cake seperti ini. Kalau sudah dapat yang pas yaah lanjut lagi pake resep itu :D

Seperti cake coklat ini. Aslinya sih resep matcha cake dari Mba Nina. Namun karena di tempat saya gak ada matcha, akhirnya saya ganti dengan coklat bubuk deh. Rasanya pun tetap yummy. White coklat juga gak ada, susu kental manis juga gak pake. Tapi tetap enaakk :D

Choco Crunch Cookies

Assalamu'alaikum... ^^

Kali ini saya mencoba membuat biskuit. Selama ini kan saya biasanya bikin cake atau jajanan tradisional saja, sangat jarang bikin biskuit. Dan kebetulan saat tengah menjelajahi blog, saya menemukan resep biskuit dari Mba Endang. Pengen deh bikin juga, siapa tau adik bayi saya suka. Iyaah... saya tau, bayi memang belum boleh diberi makanan orang dewasa semacam biskuit ini. Namun kala itu, adik saya susah sekali diberi makan. Malas. Ogah. Enggan. Walaupun sudah berbagai menu dan trik menyuapi digunakan. Jadi tak apalag jika dia mencicipi biskuit ini, hitung-hitung untuk merangsang nafsu makannya.

Nah, tetapi saat membuat biskuit ini saya masih belum punya oven. Jadi saya nekat saja bikinnya pake wajan, seperti yang dulu pernah saya lakukan di kos. Hehe. Walaupun lumayan ribet, hasilnya memuaskan juga. Walaupun banyak yang gosong, tapi ibu saya masih bisa menikmatinya. XD