Jumat, 15 Januari 2016

Steamed Black Forest Cake for a Late Birthday Party

Masa pindahan dari rumah kos di Malang ke rumah sendiri di Lombok berarti masa beradaptasi dengan peralatan dapur yang ada. Di Malang, walaupun saya tidak memiliki peralatan yang lengkap namun setidaknya saya memiliki kukusan yang selalu saya gunakan untuk memasak. Ya, masakan saya hanya sebatas yang dikukus saja dan kalau bisa no mixer karena saya tidak punya mikser, adanya hanya whisker saja. Kebayang kan capeknya kalau harus mengocok telur hingga kaku dengan whisker? :')

Saat pulang ke rumah, hal yang membuat saya senang adalah adanya mixer milik ibu saya. Namun ternyata saat akan saya gunakan, saya baru menyadari bahwa salah satu pengocoknya hilang. Akhirnya saya tidak bisa mengocok dengan maksimal. Ditambah lagi, panci kukusan milik ibu saya berukuran kecil sekali. Cukup untuk menanak nasi saja, namun tidak untuk mengukus satu resep cake. Duuhh... sedihnya. Ibu pun memutuskan untuk membelikan saya kukusan baru karena kukusan saya yang di kos belum saya bawa pulang. Setelah kukusan baru saya miliki, barulah saya mulai memasak kue-kue yang dikukus lagi.

black forest kukus
Dihias seadanya saja :D

Hingga pada suatu hari ibu saya berujar bahwa dia ingin menikmati black forest. Saya pun teringat dengan black forest yang dulu pernah saya buat. Berbekal resep itu, saya pun mencoba membuatnya kembali. Kali ini hanya dibentuk sebagai cake biasa saja, tanpa hiasan di dalamnya. Kebetulan, saat itu tengah memasuki sekitar tanggal 15-19 Desember, di mana pada tanggal tersebut saya dan dua orang yang saya sayangi berulang tahun. Permintaan ibu saya gunakan untuk merayakan ulang tahun kami tersebut, walaupun terlambat. Gak papa kan? :D

black forest kukus
Setelah pose cantik, foto lagiiii :D

BLACK FOREST KUKUS
Resep dari Mbak Endang JTT

Bahan Cake Coklat :
  • 85 gram coklat bubuk kualitas yang baik (saya: Bendico)
  • 227 gram tepung terigu serba guna
  • 300 gram gula bubuk (haluskan gula pasir dengan menggunakan blender)
  • 2 sendok teh baking powder double acting, pastikan fresh
  • 1/2 sendok teh baking soda
  • 1 sendok teh garam
  • 450 gram susu cair + 2 sendok makan air jeruk nipis (sebagai pengganti buttermilk)
  • 135 gram minyak sayur
  • 2 sendok teh vanila ekstrak
  • 4 butir telur ukuran besar (5 butir jika telur yang anda gunakan kecil), kocok lepas dengan garpu


Cara membuat cake:
  1. Siapkan kukusan, isi dengan air sampai batas saringan dan didihkan sementara menyiapkan adonan.
  2. Siapkan wadah. Masukkan telur, kocok lepas menggunakan garpu. Masukkan minyak sayur dan susu cair, aduk hingga rata.
  3. Siapkan wadah lainnya yang lebih besar. Masukkan tepung, coklat bubuk, gula halus, vanila ekstrak, garam, baking soda, dan baking powder. Aduk rata menggunakan whisk. Kemudian bisa disaring agar tidak ada tepung atau gula yang menggumpal, tapi saya tidak melakukannya.
  4. Tuangkan bahan cair sedikit demi sedikit ke dalam bahan kering, aduk sampai tercampur rata. Jangan diaduk terlalu lama agar cake tidak bantat.
  5. Tuang adonan ke dalam cetakan yang telah diolesi margarin dan dialasi dengan kertas roti. Saya menggunakan loyang persegi panjang 21 cm x 11 cm. Adonan ini cukup untuk satu loyang.
  6. Kukus selama 40-50 menit hingga cake matang.
  7. Jika cake sudah matang, keluarkan dari kukusan dan tunggu hingga uapnya hilang baru bisa dikeluarkan dari cetakan.
  8. Hias sesuai selera anda.
black forest kukus
Lihat teksturnya... rapat-rapat begitu :')
Nah... ada cerita lucu saat saya membuat cake ini. Kala itu saya menggunakan telur yang diperoleh oleh ibu saya dari tamu. Berwarna putih. Biasanya telur yang berwarna putih adalah telur ayam kampung, kan. Namun telur yang saya gunakan itu ukurannya lebih besar dari yang biasa saya lihat. Ayam kampung kan telurnya kecil-kecil yah. Saya cuek saja menggunakannya. Saat memecahkan telur, terasa cangkangnya lebih kenyal dan alot saat akan di buka, tidak serenyah telur dengan cangkang berwarna coklat. Pikir saya kala itu, ternyata kalau ayam kampung cangkangnya kayak gini yah. 

Sampai di kesempatan yang lain, saat saya akan memasak sesuatu, saya menggunakan kembali telur tersebut. Tersisa tiga buah telur dan yang satu bijinya berukuran raksasa. Di sampingnya ada sebungkus telur ayam kampung juga.

'Bu, telur yang ini gede banget ya?' celetuk saya pada ibu.

Lalu ibu menjawab, 'Yang tiga itu telur bebek...'

Jawaban yang mengejutkan saya. Saat saya menceritakan pada beliau yang terjadi sebelumnya, beliau berkata 'makanya tanya dulu caranya.'

Yaa kan saya gak tau, Buuuu.... hahaha. :D

Mungkin itulah sebabnya tekstur cake ini lebih padat, mirip-mirip kepadatan kue sarang semut. Saya heran, kenapa teksturnya bisa seperti itu. Sedangkan saat di kos dulu, si black forest ini lebih empuk. Namun saya menduga karena loyang yang saya gunakan terlalu kecil (sekitar 17,5cm) dan adonan saya kukus sekaligus sehingga tidak mengembang dengan sempurna. Duuuhh.... bisa-bisanya saya melakukan dua kesalahan seperti itu, haha.

Tetapi, ibu saya tetap menyukainya dan nambah lagi nambaahh lagii. 

Walaupun hanya dihias dengan whipped cream instan dan sedikit siraman cokelat, namun cake ini tetap lezat dan nyoklaaatt.


Selamat mencoba! ^^

0 komentar:

Posting Komentar